Regional.id-Jakarta, Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti (STP Trisakti) terus meningkatkan kompetensi peserta didiknya agar memiliki daya saing bahkan hingga ke pentas industry pariwisata regional, ASEAN. Terbaru, kampus yang berlokasi di Jl. IKPN Bintaro No.1 Pesanggrahan, Jakarta Selatan itu tengah mengadakan uji kompetensi berskala ASEAN untuk 528 mahasiswanya.

Uji Kompetensi yang berlangsung dari tanggal 19-29 Agustus 2019 ini digelar untuk lima bidang, yakni Front Office, Housekeeping, Food & Beverage, Food Production dan Kepemanduan. Yang lebih menarik lagi, Uji Kompetensi setingkat ASEAN ini diberikan cuma-cuma alias gratis kepada para mahasiswa STP Trisakti. “Uji Kompetensi ini gratis seluruhnya karena dibiayai dari dana hibah Kementerian Pariwisata. Jika mengikuti uji kompetensi serupa di lembaga sertifikasi profesi luar biayanya mencapai Rp 1,5 juta per bidang,” ujar Direktur Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) – P1, STP Trisakti, Novita Widyastuti, kepada Regional.id di kampusnya, kemarin (26/8).

Uji kompetensi yang digelar dengan dana hibah untuk tahun ketiga ini sendiri tidak main-main pelaksanaannya. Indikasinya, para pengujinya berasal dari profesional industry perhotelan yang berada di top management level. Salah satunya adalah Oky Andriana. Wanita yang menjabat Sebagai Director of Housekeeping Shangri La Hotel itu terjun langsung menilai mahasiswa STP Trisakti dalam uji kompetensi bidang Housekeeping. “Ini kedua kalinya STP Trisakti mengundang saya sebagai assessor Uji Kompetensi Housekeeping. Memang ujiannya harus seperti ini, agar skill yang dihasilkan mahasiswanya inline dengan kebutuhan industry bahkan hingga tingkat ASEAN karena menggunakan standardisasi uji kompetensi ASEAN Qualification Reference Framework (AQRF) dan berdasarkan Mutual Recognition Arrangement (MRA). Dan kualitas mahasiswa STP Trisakti sejauh ini sangat inline dengan kebutuhan industri,” ujar Oky sapaannya, ketika ditemui saat tengah menilai mahasiswa STP Trisakti di Tempat Uji Kompetensi (TUK) hotel room STP Trisakti, yang dirancang persis seperti kamar hotel berbintang pada umumnya.

Novita memaparkan, STP Trisakti memang sangat bersungguh-sungguh dalam mencetak SDM Pariwisata unggulan. Itu sebabnya berbagai TUK LSP STP Trisakti dirancang mengikuti layout asli di industrinya. “STP Trisakti telah memiliki TUK 5 kamar hotel untuk lab. housekeeping, 2 lab. front office, Lab F&B, 2 kitchen, dan 2 restoran. Satu unit TUK bisa menampung 3-4 assessor, dan 1 assessor bisa menguji hingga 4 mahasiswa sekaligus,” jelas Novita yang juga mengajar mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis dan Entrepreneurship di STP Trisakti.
Adapun yang mengikuti Uji Kompetensi merupakan mahasiswa semester 2 dan semester 4 yang telah lulus mata kuliah bidang terkait dengan nilai minimal B. “Uji Kompetensi ini merupakan syarat kelulusan. Pemerintah sendiri sedang menggalakkan peningkatan kualitas SDM. Jadi ada dana peningkatan SDM melalui Uji Kompetensi. Setiap sekolah yang punya lembaga sertifikasi profesi berhak mendapatkan hibah. Satu mahasiswa mengikuti satu mata kuliah yang diuji-kompetensikan,” jelas Novita.
Adapun saat ini Kementerian Pariwisata, Badan Nasional Sertifikasi Profesi, dan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah mensosialisasikan bahwa standard kelulusan mahasiswa kini harus disertai dengan Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI). “ Salah satu SKPI itu adalah sertifikat kompetensi, minimal satu bidang uji,” terang Novita.
Novita menjelaskan, tidak semua lembaga pendidikan tinggi pariwisata memiliki Lembaga Sertifikasi Profesi seperti halnya STP Trisakti. Terlebih dengan fasilitas TUK yang sangat lengkap seperti LSP STP Trisakti. “Itu sebabnya banyak lembaga profesi pariwisata dari luar STP Trisakti yang meminta untuk melakukan Uji Kompetensi di TUK STP Trisakti. Namun memang prioritas utamanya untuk internal STP Trisakti. Dan saat ini sangat padat jadwalnya. Jadi kami belum bisa membuka LSP ini untuk sertifikasi pariwisata untuk masyarakat umum,” urai Novita.
STP Trisakti yang kini memiliki 2.600 mahasiswa aktif itu pun menurut Novita akan terus meningkatkan kompetensi mahasiswanya melalui berbagai jalur. Salah satunya, dengan melakukan pembaruan keilmuan secara berkala dengan praktisi industry pariwisata. “ Setiap beberapa bulan kami mengundang praktisi pariwisata para General Manager, Direktur dan sebagainya untuk mereview kurikulum kami. Sehingga kurikulum kami selalu up to date dengan kebutuhan industry sehingga output mahasiswa kami menjadi SDM pariwisata unggulan. Seperti halnya dengan Uji Kompetensi berstandard AQRF dan MRA, jadi lulusan kami bisa diterima tak cuma di Indonesia, tapi hingga mancanegara, khususnya ASEAN,” tegas Novita.
Eddy Dwinanto Iskandar